26 Januari 2009

HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT



1. Latar Belakang
Kecenderungan tuntutan kompetensi dan sikap mental menuntut persyaratan agar seorang lulusan pendidikan tinggi disamping menguasai teori dan keterampilan dalam bidang yang digelutinya, juga harus memiliki wawasan kewirausahaan dan peka terhadap perkembangan sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya. Pembekalan wawasan, penanaman, dan pemupukan jiwa seperti itu hanya akan dapat dilakukan apabila selama mengikuti proses pendidikan, mahasiswa diperkenalkan kepada dunia wirausaha yang dapat dikembangkan atau hubungan dengan bidang ilmu yang digelutinya, maupun permasalahan sosial ekonomi riil yang dihadapi masyarakat.
Program pendidikan seperti itu hanya akan dapat dilakukan apabila fasilitas pendukung untuk penyelenggaraannya tersedia. Untuk pendidikan tinggi kehutanan, fasilitas pendukung yang dimaksud adalah hutan dan/atau bentuk ruang lain yang didalamnya terdapat berbagai aktivitas bisnis dalam bidang kehutanan secara luas yang dapat dipergunakan untuk penyelenggaraan pendidikan secara terpadu.
Sejalan dengan otonomi perguruan tinggi dan kecenderungan terbatasnya anggaran pendidikan dari pemerintah mensyaratkan bahwa fasilitas pendukung sebagaimana dimaksudkan di atas, sedapat mungkin harus dikelola secara mandiri, baik dari segi keleluasan kewenangan (hak) untuk menetapkan bentuk kegiatan (usaha), rumusan kegiatan, pengolahan serta pemasaran hasil yang diperoleh maupun pengadaan biaya yang diperlukan.
2. Kondisi Hutan Gunung Walat
Sejarah
Pengelolaan kawasan hutan Gunung Walat seluas lebih kurang 359 ha dilaksanakan oleh Institut Pertanian Bogor dengan status hak pakai berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor 008/Kpts/DJ/I/73 sebagai hutan pendidikan dan secara struktural berada di bawah Unit Kebun Percobaan IPB.
Kawasan Gunung Walat mulai ditanami pada tahun 1951/52 dengan jenis Damar (Agathis loranthifolia) dan tahun-tahun selanjutnya ditanami dengan jenis-jenis lain seperti Pinus (Pinus merkusii), Puspa (Schima sp. dan Mahoni (Swietonia sp.). sampai sekarang hampir seluruh areal Hutan Pendidikan Gunung Walat telah ditanami disamping masih banyaknya tumbuhan asli setempat.
Lokasi
Secara Administrasi Pemerintahan Hutan Pendidikan Gunung Walat terletak dalam wilayah Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi, sedangkan secara Administrasi Kehutanan termasuk dalam wilayah BKPH Gede Barat, KPH Sukabumi Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. Lokasi Hutan Pendidikan Gunung Walat terletak 2,4 km dari poros jalan Sukabumi - Bogor (desa Segog). Dari simpang Ciawi berjarak 46 km dan dari Sukabumi 12 km.
Wilayah hutan seluas 359 Ha tersebut, terdiri dari tiga blok, yaitu blok Timur (Cikatomang) seluas 120 Ha, blok Barat (Cimenyan) seluas 125 Ha, dan blok Tengah (Tangkalak) seluas 114 Ha.
3. Potensi Dan Obyek Rekreasi
Topografi
Hutan Pendidikan Gunung Walat terletak pada ketinggian 50-70 m dpl. Topografi bervariasi dari landai sampai bergelombang terutama dibagian selatan, sedangkan ke bagian Utara mempunyai topografi yang semakin berat. Pada punggung bukit kawasan ini terdapat dua patok triangulasi KN 2.212 (67 m dpl.) dan KN 2.213 (72 m dpl.).
Iklim
Klasifikasi iklim Hutan Pendidikan Gunung Walat menurut Schmidt dan Ferguson termasuk tipe hujan A dengan suhu udara maksimum 29 C dan minimum 19 C. Besarnya curah hujan adalah 827,7 mm dengan hari hujan rata-rata 13 hari per tahun. Hujan terbesar terjadi pada bulan Oktober sampai dengan April.
Tanah
Tanah Hutan Pendidikan Gunung Walat adalah kompleks dari Podsolik, Latosol dan Litisol dari batu endapan dan bekuan daerah bukit, sedangkan bagian Barat Daya terdapat areal peralihan dengan jenis batuan Karst, sehingga di wilayah tersebut terbentuk beberapa gua alam karst (gamping).
A i r
Hutan Pendidikan Gunung Walat merupakan sumber air bersih yang penting bagi masyarakat sekitarnya terutama di bagian Selatan yang mempunyai anak sungai yang mengalir sepanjang tahun.
Vegetasi
Hutan Pendidikan Gunung Walat memiliki tidak kurang dari 4 jenis pepohonan. Pohon yang dominan adalah jenis Damar (Agathis loranthifolia), Pinus (Pinus sp.), Puspa (Schima sp.), Sonokeling (Dalbergia latifolia), Akasia (Acacia auriculiformis), Rasamala (Altingia excelsa) dan sebagainya. Selain pepohonan terdapat juga jenis paku-pakuan, epifit dan berbagai jenis rumput-rumputan.
Satwa
Jenis-jenis satwaliar yang ada di hutan Gunung Walat adalah Musang, Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), Kelinci liar, Bajing, Babi hutan (Sus scrofa) dan tidak kurang dari 3 jenis burung. Disamping itu hutan Gunung Walat diperkaya dengan jenis rusa (Cervus timorensis dan C. unicolor).
Panorama Alam
Panorama alam merupakan obyek rekreasi yang dominan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, terutama karena arealnya terletak di daerah perbukitan yang memanjang dari ujung Barat ke Timur. Panorama alam yang dapat dinikmati adalah perkampungan, persawahan, jalan raya Sukabumi dan jalur Kereta Api.
Gua Alam
Di kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat terdapat gua alam yang terbentuk dari batuan Karst yang pada saat ini akan di kembangkan sebagai obyek rekreasi speleologi.
Fasilitas
Fasilitas dan kapasitas untuk pendidikan dan latihan yang telah dibangun adalah Gedung serbaguna/Aula (280 - 300 orang), Asrama (190 - 220 orang), Ruang kuliah (120 - 160 orang), Wisma tamu (40 orang), Mushola (250 orang), Ruang Kerja, Kantor, Ruang Informasi, Tempat Parkir, Ruang Makan dan MCK, sedangkan fasilitas rekreasi yang telah ada adalah jalan setapak, gardu pandang, gardu istirahat, areal perkemahan dan papan-papan petunjuk.
4. Visi Dan Misi Pengelolaan
Visi
Hutan Gunung Walat sebagai sarana pendidikan dan penopang fungsi lingkungan-ekonomi-sosial wilayah otonom Sukabumi, yang dapat mendukung penyelenggaraan program Tri Dharma Perguruan Tinggi Institut Pertanian Bogor, dan dikelola secara profesional dan mandiri.
Misi
Misi dalam pengelolaan Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, antara lain :
1. Menunjang penyelenggaraan program Tri Dharma Perguruan Tinggi Institut Pertanian Bogor;
2. Menyelenggarakan pengelolan hutan secara profesional untuk memperoleh manfaat yang optimal dengan berazaskan sustainable forest management;
3. Mengembangkan pengelolaan lingkungan hidup yang seimbang antara komponen sosial, ekonomi dan ekologi;
4. Membekali lulusan dengan wawasan kewirausahaan yang siap untuk mandiri, serta peka terhadap permasalahan sosial ekonomi masyarakat;
5. Menciptakan sumber dana untuk kegiatan pengelolaan Hutan Pendidikan secara mandiri dan membantu menambah dana bagi penyelenggaraan program Tri Dharma Perguruan Tinggi Fakultas Kehutanan IPB.
________________________________________


Sumber :
http://www.fahutan.s5.com/Juli/profile.htm









SEJARAH
HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT
Informasi dan Reservasi
Kantor HPGW
Fakultas Kehutanan IPB
Kampus IPB Darmaga Bogor
Tel +62 251 628729,
Fax +62251 628729
E-mail: supriyanto@biotrop.org
Pembangunan Hutan Pendidikan Kehutanan berawal pada Tahun 1959, ketika Fakultas Kehutanan IPB masih merupakan Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Indonesia.
Pada tahun 1959 dibangun Hutan Percobaan di Darmaga seluas 50 Ha, yang diikuti dengan pembangunan Kampus Kehutanan di Darmaga. Fakultas Kehutanan idealnya dikelilingi oleh hutan agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, terutama dalam koerangka lebih memahami model pengelolaan hutan lestari di lapangan.

Hutan percobaan seluas 50 Ha tersebut dirasakan kurang mencukupi, sehingga pada tahun 1960 mulai membangun Hutan Pendidikan di Pasir Madang, seluas 500 Ha. Namun, setelah ditanam seluas 50 Ha, lahan tersebut diambil alih oleh PT Tjengkeh Indonesia. Pada tahun 1961 dilakukan penjajagan ke Pemerintah Daerah Jawa Barat untuk dapat mengelola kawasan hutan di Komplek Hutan Gunung Walat.

Pada tahun 1963 berdiri Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, bersamaan dengan berdirinya Institut Pertanian Bogor, sebagai wujud pengembangan pendidikan tinggi pertanian Universitas Indonesia, menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi Pertanian yang mandiri.

Pada tahun 1967 dilakukan penjajakan kerjasama oleh IPB kepada Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Direktorat Jenderal Kehutanan, Departemen Pertanian untuk mengusahakan Areal Gunung Walat menjadi Hutan Pendidikan. Sebagai hasil dari usaha tersebut pada tahun 1968 Komplek Hutan Pendidikan Gunung Walat mulai dibina oleh Fakultas Kehutanan IPB.

Pada tahun 1969 diterbitkan Surat Keputusan Kepala Jawatan Kehutanan Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 7041/IV/69 tertanggal 14 Oktober 1969 yang menyatakan bahwa Komplek Hutan Gunung Walat seluas 359 Ha ditunjuk sebagai Hutan Pendidikan yang pengelolaannya diserahkan kepada IPB.

Pada tahun 1973 diterbitkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Kehutanan No. 291/DS/73 tertanggal 24 Januari 1973 tentang Pengelolaan Hutan Pendidikan Gunung Walat. Kemudian, pada tanggal 9 Februari dilakukan penandatangan Surat Perjanjian Pinjam Pakai Tanah Hutan Gunung Walat sebagai Hutan Pendidikan oleh Kepala Dinas Kehutanan Jawa Barat dengan Rektor IPB. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 008/Kpts/DII/73 maka kemudian IPB mendapat hak pakai atas Komplek Hutan Pendidikan Gunung Walat. Tahun 1992 Menteri Kehutanan menerbitkan Surat Keputusan No. 687/kpts-II/92 tentang penunjukan komplek Hutan Gunung Walat di Daerah Tingkat II Sukabumi Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat seluas 359 Ha menjadi Hutan Pendidikan.

Pada tahun 2005, Menteri Kehutanan menerbitkan Surat Keputusan No. 188/Menut-II/2005 tertanggal 8 Juli 2005, tentang penunjukan dan penetapan kawasan Hutan Produksi Terbatas Kompleks Hutan Pendidikan Gunung Walat seluas 359 Ha sebagai kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (HDTK) untuk Hutan Pendidikan dan Latihan Gunung Walat Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, untuk jangka waktu 20 tahun. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor diberi hak pengelolaan penuh terhadap kawasan Hutan Pendidikan dan Latihan Gunung Walat, Sukabumi.

Pengelolaan Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW)
Fakultas Kehutanan IPB dalam mengelola HPGW bekerjasama dengan berbagai pihak, baik masyarakat setempat, pemerintah Kabupaten Sukabumi, Pemerintah Propinsi Jawa Barat, Pemerintah, terutama Departemen Kehutanan, Perusahaan baik BUMN maupun swasta dan pihak-pihak lain.

Sumber :
http://fahutan.ipb.ac.id/Sejarah.html























KONDISI UMUM
HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT
Informasi dan Reservasi
Kantor HPGW
Fakultas Kehutanan IPB
Kampus IPB Darmaga Bogor
Tel +62 251 628729,
Fax +62251 628729
E-mail: supriyanto@biotrop.org

Loksi HPGW
HPGW seluas 359 Ha terletak di koordinat geografis 6053'35''- 6055'10'' Lintang Selatan dan 1060 47'50'' - 1060 51'30'' Bujur Timur. Dalam administrasi kehutanan areal HPGW termasuk BKPH Gede Barat, KPH Sukabumi, Unit III Jawa Barat Perum Perhutani, sedangkan secara administrasi pemerintahan termasuk dalam wilayah Kecamatan Cicantayan dan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat.
Desa-desa yang terletak dan berdekatan dengan HPGW adalah Desa Batununggal dan Sekarwangi (di Bagian Utara), Desa Cicantayan, Desa Cijati (di Bagian Timur), Desa Hegarmanah (di Bagian Selatan) dan Desa Hegarmanah (di Bagian Barat).
Hutan Pendidikan Gunung Walat dibagi ke dalam 3 blok yaitu: Blok Cikatomas (120 Ha) terletak di bagian Timur, blok Cimenyan (125 Ha) terletak di bagian Barat dan Blok Tengkalak / Seusepan (114 Ha) di bagian Tengah dan Selatan.

Topografi
Hutan Pendidikan Gunung Walat merupakan bagian dari pegunungan yang berderet dari Timur ke Barat. Bagian selatan merupakan daerah yang bergelombang mengikuti punggung-punggung bukit yang memanjang dan melandai dari Utara Ke Selatan. Di bagian tengah terdapat puncak dengan ketinggian 676 m di atas permukaan laut yang dapat di lihat pada titik KQ 2213. Kondisi tofografi mulai dari agak curam ( 15-25 %) sampai sangat curam (> 40 %).

Jenis Tanah
Berdasarkan peta tanah Gunung Walat skala 1: 10.000 tahun 1981, jenis tanah Gunung Walat adalah keluarga Tropophumult Tipik (lotosol merah kekuningan), Tropodult (Latosol coklat), Dystropept Tipik (Podsolik merah kekuningan) dan Troporpent Lipik (Latosol). Keadaan ini menunjukkan bahwa tanah di Hutan Pendidikan Gunung Walat bersifat heterogen. Tanah latosol merah kekuningan adalah jenis tanah yang terbanyak sedangkan di daerah berbatu hanya terdapat tanah latosol, dan di daerah lembah terdapat tanah podsolik.

Iklim dan Hidrologi
Daerah Gunung Walat mempunyai type Iklim B (basa) dengan nilai Q = 14,3%-33% dan banyaknya curah hujan tahunan berkisar antara 1600 - 4400 mm. Suhu minimum 220C untuk malam hari, sedangkan suhu maksimum pada siang hari 300C.
Di areal Hutan Pendidikan Gunung Walat ini terdapat beberapa aliran sungai yang umumnya mengalir ke arah Selatan dan berair sepanjang tahun yaitu anak sungai Cipeureu, Citangkalak, Cikabayan, Cikatomas dan Legok Pusar.

Geologi
Kandungan batu alam di HPGW terdiri dari batuan sedimen vulkanik berwarna hijau semu abu-abu, yang membentuk seri lapisan yang sangat tebal. Tebal setiap lapisan berkisar antara beberapa sentimeter hingga kurang dari 35 cm. Gunung Walat terdiri dari lapisan Tufa Dasit yang pada horizon tertentu diselingi dengan batuan tufa andesit, yang merupakan bagian dari�Breksi tua� yang berumur Meosin. Keadaan gunung walat merupakan pulau Meosin di tengah-tengah formasi batuan vulkanik kuarter yang berasaldari Gunung Salak dan Gunung Gede.
Gunung Walat dan sekitarnya dibangun oleh batuan sedimen tersier bawah (oligosen) yang disebut formasi Walat. Formasi Walat terutama disusun oleh batu pasir kuarsa yang berlapiskan silang konglomerat kerakal kuarsa lempung, lignit lapisan-lapisan arang tipis. Makin ke atas ukuran butiran bertambah dan tersingkap di Gunung Walat (dekat Cibadak) serta daerah sekitarnya. Pasir dari formasi ini dapat digunakan untuk pembuatan gelas dan diperkirakan tebalnya antara 1000 - 1373 m.

Vegetasi
Hutan Gunung Walat pada mulanya berupa lahan kosong, dan sejak tahun 1951 dilakukan penanaman dengan jenis tanaman Agathis lorantifolia. Pada tahun 1973 penutupan lahan telah mencapai 53%, dan pada tahun 1980 telah mencapai 100%. Tegakan HPGW terdiri dari Agathis lorantifolia, Pinus merkusii, Swietenia macrophylla, Dalbergia latifolia, Schima wallichii, Gliricidae sp, Altingia excelsa, Paraserianthes falcataria, Shorea sp, dan acacia mangium.
Pada Tahun 2005 ditemukan 44 jenis tumbuhan potensial termasuk 2 jenis rotan dan 13 jenis bambu. Jumlah tumbuhan obat sebanyak 68 jenis.
Potensi hutan tanaman berdasarkan hasil inventarisasi hutan tahun 1984 adalah sebanyak 10.855 m3 kayu agathis lorantifolia( Damar), 9.471 m3 kayu Pinus merkusii (Pinus), 464 m3 Schima wallichii (puspa), 132 m3 paraserianthes falcataria (sengon) dan 88 m3 kayu Swietenia macrophylla (mahoni). Tanaman Damar dan Pinus merkusii telah menghasilkan getah kopal dan getah pinus.

Fauna
Di areal HPGW terdapat beraneka ragam jenis satwa liar yang meliputi jenis-jenis mamalia (babi hutan, kera, meong congkok, tupai, trenggiling, musang), 20 jenis burung (Elang Jawa, Emprit, Kutilang dll), reptilia (biawak, ular, bunglon) dan ikan sungai seperti ikan lubang dan jenis ikan lainnya. Ikan lubang adalah ikan sejenis lele yang memiliki warna agak merah.

Penduduk
Penduduk di sekitar Hutan Pendidikan Gunung Walat umumnya memiliki mata pencaharian sebagai petani, peternak, tukang ojek, pedagang hasil pertanian dan bekerja sebagai buruh pabrik. Pertanian yang dilakukan di Hutan Pendidikan Gunung Walat berupa sawah lahan basah dan lahan kering. Jumlah petani penggarap yang dapat ditampung oleh Hutan Pendidikan Gunung Walat sebanyak 300 orang petani penggarap. Hasil pertanian dari lahan Agroforestry seperti singkong, kapolaga, pisang, cabe, padi gogo, kopi, sereh, dll. Jumla ternak domba /kambing di sekitar Hutan Pendidikan Gunung Walat sebanyak 1875 ekor, jika setiap ekor domba / kambing memerlukan 5 kg rumput, maka diperlukan hijauan sebanyak 9,375 ton. Hijauan pakan ternak tersebut sebagian besar berasal dari Hutan Pendidikan Gunung Walat.
Kecamatan Cicantayan, khususnya desa Hegarmanah juga merupakan desa penghasil manggis dengan mutu eksport. Jumlah pohon manggis di desa Hegarmanah sebanyak 12.800 batang dan akan terus bertambah. Untuk menjadi sentra produksi diperlukan 40.000 pohon.


Sumber :
http://fahutan.ipb.ac.id/KondUmum.html

1 komentar:

  1. layout warna kuranng menarik; font terlalu samar, sulit dibaca

    BalasHapus