02 April 2009

HUJAN LEBAT, ANGIN KENCANG, BADAI

1. Hujan Lebat, Angin Ribut, dan Hujan Es

Fenoma cuaca seperti hujan es, angin kencang yang dikategorikan angin putting beliung/leysus/angin puyuh serta issu Badai menerjang kawasan Indonseia, fenomena cuaca tersebut sebenarnya bukan fenomena cuaca yang baru terjadi atau fenomena cuaca yang aneh, karena fenomena ini biasa terjadi di Indonesia. Masih segar ingatan kita beberapa bulan atau minggu yang lalu, seperti d
i daerah pacitan, ngawi, taman mini, cileduk, Krawang, Tegal, Madiun, dan beberapa tempat di Sumatera, dan daerah lainnya, bahkan beberapa tahun lalu di Jakarta Pusat pernah dihebohkan dengan adanya angin kencang dapat menghempaskan pesawat helikoper, jadi fenomena ini sudah pernah terjadi, hanya kejadiannya mempunyai frekuensi yang jarang.
Sementara hujan lebat atau deras yang biasa terjadi setiap tahun sebenarnya fenomena cuaca yang umum terjadi, bahkan dari tahun ketahun hujan lebat selalu ada, apakah disaat musim penghujan, musim peralihan sekalipun dimusim kemarau, ringkasnya hujan lebat tidak mempunyai siklus teratur, kesemuanya itu tergantung sirkulasi udara yang sedang terjadi, wallahu alam !
Angin Putting beliung adalah angin kencang, tapi angin kencang belum tentu dikatakan angin putting beliung, tergantung kecepatan angin yang menyertainya, angin putting beliung kejadiannya singkat antara 3- 5 menit setelah itu diikuti angin kencang yang berangsur-angsur keceptannya melemah, sedangkan angin kencang dapat berlangsung lebih dari 30 menit bahkan bisa lebih dari satu hari dengan kecepatan rata-rata 20 – 30 knot, sementara puting beliung biasa kecepatannya dapat mencapai 40 – 50 km/jam atau lebih dengan durasi yang sangat singkat dan tidak sama dengan fenomena Badai yang sering melanda di negara Amerika, Australia, filipina, Jepang, Kore maupun China.

Fenomen ini biasanya terjadi pada saat musim peralihan atau pada saat cuaca/hujan di musim hujan yang hujannya masih banyak terjadi pada siang atau malam hari, karena memang fenomenanya selalu terjadi setelah lepas pukul 13.00 – 17.00 namun demikian tidak mentup kemungkinan dapat terjadi pada malam hari.

Hujan Es+ Angin putting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) dekat dengan permukaan bumi, dapat juga berasal dari multi sel awan , dan pertumbuhannya secara vertical dengan luasan area horizontalnya sekitar 3 – 5 km dan kejadiannya singkat berkisar antara 3 - 5 menit atau bisa juga 10 menit tapi jarang, jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat local dan tidak merata, jenis awan berlapis lapis ini menjulang kearah vertical sampai dengan ketinggian 30.000 feet lebih, Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB)



Bagaimana mengetahui adanya hujan es/angin puting beliung ?

Karena sifatnya yang lokal , luasannya kurang dari 10 km maupun durasinya yang sangat singat maka jika kita menggunakan model cuaca dengan grib 0,75 derajat (82,5 km), maka mempunyai perbandingan 1 : 8, kecuali kita mempunyai meso scal dengan domain yang sangat kecil kurang lebih 10 km, namun demikian fenomena tersebut sangat perlu diketahuia oleh kita yang ada diluar rumah, seperti :
- lebih sering terjadi pada peralihan musim kemarau ke musim hujan
- lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, tapi terkadang pada malam hari
- satu hari sebelumnya udara pada malam hari- pagi hari udaranya panas/pengap/sumu’
- sekitar pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan cumulus (awan berlapis-lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol
- tahap berikutnya adalah awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi hitam gelap
- perhatikan pepohonan disekitar tempat kita berdiri, apakah ada dahan atau ranting yang sudah bergoyang cepat, jika ada maka hujan dan angin kencang sudah akan datang
- terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri
- biasanya hujan pertama kali turun adalah hujan tiba-tiba dengan deras, apabila hujan nya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari lingkungan kita berdiri
- Terdengar sambaran petir yang cukup keras, apabila indikator tersebut dirasakan oleh kita maka ada kemungkinan hujan lebat+petir dan angin kencang akan terjadi
- Jika 1 atau 3 hari berturut –turut tidak ada hujan pada musim penghujan, maka ada kemungkinan hujan deras yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun tidak.

Dampak kerusakan yang ditimbulkan angin puting beliung
- Biasanya hanya menghantam rumah semi permanent atau rumah yang beratap seng/asbes maupun pelepah daun nipah serta rumah bedeng
- atap rumah berterbangan
- Pohon yang rapuh

Antisipasi :

o Jika terdapat pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh agar segera ditebang untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut
o Perhatiakan atap rumah yang sudah rapu, karena pada rumah yang rapuh sangat mudah sekali terhempas, sedangkan pada rumah yang permanent kecil kemungkinan terhempas.
o Cepat berlindung atau menjauh dari lokasi kejadian, karena peristiwa fenomena tersebut sangat cepat


2. Badai

Badai Tropis (typhoon atau Tropical Cyclone) adalah pusaran angin kencang dengan diameter s/d 200 km/jam dan berkecepatan > 200 km/jam serta mempunyai lintasan sejauh 1000 km.

Badai Tropis tumbuh pada lautan bebas dengan suhu laut sekitar 27 oC, dan akan melemah ketika didaratan, badai tropis begerak menuju lintang tinggi (menjauhi ekuator), karena itu topan atau badai tropis France,Daryl, Jim dlsb, tidak mungkin sampai ke Indonesia, karena Indonesia berada pada lintang 11 oLU – 6 oLS

Di Indoensia sendiri tidak mungkin menjadi daerah lintasan Badai seperti Amerika, Cina, Jepang dan Filipina, melainkan hanya pengaruh atau efek tidak langsung, apabila ada badai tropis yang tumbuh dekat dengan perairan Indonesia, seperti :
 Pada saat musim kemarau, Badai Tropis tumbuh disekitar utara perairan Papua Nugini dan bergerak kearah Filipina dan Korea/Jepang, biasanya daerah yang terpengaruh adalah sekitar Sulawesi Utara, dan Papua Nugini
 Pada saat musim Hujan, badai tropis tumbuh disekitar peariaran Laut Timor atau Teluk Carpentaria dan bergerak kerah Barat atau Barat Daya, daerah yang dipengaruhinya adalah NTT, NTB, Jawa, Bali dan Sumatera Selatan.

Kecepatan angin dari 10 – 34 knot tidak termasuk disebut Badai tapi merupakan bibit badai, atau angin kencang, lebih dari 34 knot barulah disebut Badai dengan pemberian nama oleh negara yang diberi tanggung jawa oleh Badan Meteorologi Dunia, untuk wilayah Indonesia yang berwenang memberi nama adalah Australia, sementara Indonesia baru kan diberi tanggungjawa pada awal tahun 2007 khus Badai yang tumbuh pada lintan 0 – 10 derajat Lintang Selatan, 90 – 120 Bujur Timur.

Badai Tropis yang tumbuh dekat dengan perairan Indonesia tidak mutlak selalu menimbulkan hujan, lebat, dan angin tergantung dari intensitas badai itu sendiri dan faktor sirkulasi udara di wilayah Indonesia. Terkadang ketika ada inidkasi tumbuh badai berberapa wilayah cuacanya akan cenderung memburuk, tapi ketika Badai itu matang atau sdudah diberi nama, justru tidak berpengaruh apa-apa terhadap pola cuaca, tapi ketika badai tersebut menjauhi atau melemah justru cuaca di Indoensia bagian selatan cenderung memburuk, namun itu semua tergantung dari sirkulasi udara yang terjadi, karena adakalanya ketika badai terjadi cuaca di Indoensai bagian selatan justru cenderung memburuk, Jadi sekali lagi bahwa Badai itu tidak selama membentuk cuaca buruk di Indonesia, itu semuanya yang tahu adalah prakirawan yang berpengalaman dan qualified, memahami seluk beluk sirkulasi udara, tidak hanya sekedar melihat gejala badai lantas menyimpulkan badai ancam Indonesia, apalagi Badai itu dijadikan untuk meresahkan masyarakat.

\


Perbedaan Badai Tropis bernama dan Putting Beliung


Krtietria Badai Tropis Gusty / Squall / Putting Beliung
Daearah tumbuhnya Selalu dilaut, diatas lintang 10 derjat LU/LS Sering didarat
Periode Ulang Selatan Ekuator Indonesia Desember – April, Utara Ekuator Indonesia Mei – Nopember Tidak tentu
Arah Gerakan Menjauhi lintang Indonesia Tergantung arah gerakan angin
Waktu terjadinya Tidak tentu Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari
Kecepatan Angin Minimum 35 knots (63 km/jam), bisa lebih dari 90 knots 30 – 40 knots, durasi sangat singkat
Lamanya 1 – 3 hari Maksimum 5 menit
Sifat Kerusakan yang hebat Hanya atap rumah dan tiang atau pohon yang tinggi , rimbun dan rapuh tumbang
Luas daerah yang rusak 200 km 5 – 10 km


Cuaca yang bersifat mendadak seperti adanya hujan es, angin kencang + hujan lebat tiba-tiba serta petir biasanya terjadi disaat awal peraliahan atau pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan namun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi disaat musim hujan. Cuaca yang bersifat mendadak bukan berarti tidak dapat diprediksi akan tetapi sulit diperkirakan, karena periode proses pertumbuhannya sangat cepat, dengan demikian sangat sulit menentukan dimana dan kapan akan terjadi hujan lebat+es+angin kencang, sehingga masyarakat perlu tanda-tanda seperti yang diuraikan diatas.


DIMANA SAJA ?

Wilayah yang akan memeasuki musim pancaroba dapat dipastikan akan mengalami hujan lebat+angina kencang yang bersifat local, namun tidak menutup kemungkinan dimusim hujan juga akan terjadi angina putting beliung, pada saat musim penghujan biasanya terjadi jika 2 – 3 hari berturut-turut tidak terjadi hujan bahkan sebaliknya cuaca cukup cerah.Suatu daerah sudah mengalami putting beliung kecil kemungkinan akan terjadi angin putting beliung susulan. Berikut beberapa daerah yang berpotensi terjadinya Puting beliung :


NANGGROE ACEH DARUSSALAM ( NAD ), dan SUMATERA
NO Wilayah Perkiraaan (antara)
1 Pantai Barat Aceh, Aceh bagian selatan dan timur Nop – Awal Des
2 Bengkulu Utara bagian barat, Musi Banyu Asin bagian barat, Tanjung Jabung bagian barat Nop- Awal Des
3 Lampung bagian Barat Nop – Awal Des
4 Lampung Tengah bagian utara, Lampung Utara Nov – akhir Nov
5 Lampung Selatan bagian timur, Lampung Timur, Kodya Metro Pertengahn Nov – Awal Des
6 Lampung Selatan bagian barat, Lampung Tengah bagian utara Akhir Nop – pertengahn Des


BANTEN, DKI JAKARTA DAN JAWA BARAT
No Wilayah Prakiraan (antara)
1 Pandeglang bagian barat Awal Nov –pertengahn Des
2 Pandeglang bagian utara, Serang bagian barat, Lebak bagian barat, Pandeglang bagian timur, Serang bagian barat daya Awal Nov – akhir Nov
3 DKI Jakarta bagian utara, Bekasi bagian tengah, Kodya Tangerang, Karawang bagian barat laut, Tangerang bagian utara, Serang bagian utara Awal Des – akhir Des
4
DKI Jakarta bagian selatan, Bekasi bagian selatan, Kotif Depok, Tangerang bagian selatan, Serang bagian timur Nop _ akhir Des
5
Bekasi bagian utara, Karawang
bagian utara Akhir Nop - pertengah Des
6 Indramayu bagian barat laut, Karawang bagian timur, Subang bagian utara Pertengahan Nop – Awal Des
7 Lebak bagian tenggara, Sukabumi bagian barat, Sukabumi bagian utara, Kodya Sukabumi, Lebak bagian timur, Sukabumi bagian selatan, Cianjur bagian barat, Sukabumi bagian timur, Cianjur bagian timur, Pertengahan Nop – Awal Desember
8 Bandung bagian utara, Cianjur bagian utara, Purwakarta bagian selatan, Bandung bagian barat Pertengahan Nop – Akhir Nop
9 Karawang bagian selatan, Purwakarta bagian utara, Subang bagian barat daya Pertengahan Nop – Akhir Nop
10 Bekasi bagian selatan, Karawang bagian tengah, Subang bagian barat, Indramayu bagian barat, Subang bagian timur, Indramayu bagian utara Pertengahan Nop – Akhir Nop
11 Cirebon bagian barat, Indramayu bagian timur, Kuningan bagian utara, Majalengka Pertengahan Nop – Akhir Nop
12 Indramayu bagian selatan, Majalengka bagian utara, Sumedang bagian timur laut Pertengahan Nop – Akhir Nop
13 Subang bagian tenggara, Sumedang bagian utara Pertengahan Nop – Akhir Nop
14 Bandung bagian timur, Kodya Bandung, Sumedang bagian barat, Subang bagian selatan Pertengahan Nop – Akhir Nop
15 Garut bagian utara, Sumedang bagian timur, Majalengka bagian
barat daya Pertengahan Nop – Akhir Nop
16 Bandung bagian selatan, Garut bagian barat Awal Nop - akhir Nop
17 Garut bagian utara, Tasikmalaya bagian utara, Majalengka bagian selatan Awal Nop - akhir Nop
18 Ciamis bag. barat, Cianjur bag. selatan, Garut bagian selatan, Tasikmalaya bagian selatan, Ciamis bagian barat, Tasikmalaya bagian utara, Ciamis bag. utara, Cilacap bag. utara, Kuningan bagian selatan, Cirebon bagian selatan, Kuningan bagian tengah, Majalengka bagian timur Awal Nop - akhir Nop
19 Brebes bagian utara, Cirebon bagian utara, Kodya Tegal, Tegal bagian utara Pertengahan Nop - Awal Des
20 Ciamis bagian timur, Cilacap bagian tengah Awal Nop - akhir Nop








JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
No Wilayah Prakiraan
(Antara)
53 Ciamis bag. utara, Cilacap bag. utara, Kuningan bagian selatan, Ciamis bagian timur, Cilacap bagian tengah, Cilacap bagian selatan, Kebumen bagian barat, Cirebon bagian selatan, Kuningan bagian tengah, Majalengka bagian timur Awal Nop – akhir Nop
55 Brebes bagian utara, Cirebon bagian utara, Kodya Tegal, Tegal bagian utara Pertengahan Nop – Awal Des
58 Banjarnegara bagian barat daya, Banyumas bagian selatan, Cilacap bagian tengah, Purbalingga bagian selatan Awal Nop – akhir Nop
59 Brebes bagian tengah, Cirebon bagian tenggara, Kuningan bagian timur, Tegal bagian barat Awal Nop – akhir Nop
60 Brebes bag. selatan, Pemalang bag. barat, Tegal bagian selatan, Purbalingga bagian utara Awal Nop – akhir Nop
61 Banjarnegara bagian barat, Banyumas bagian utara, Pekalongan bagian selatan, Pemalang bagian selatan, Purbalingga bagian selatan Awal Nop – akhir Nop
62 Batang bagian barat dan tengah, Pekalongan bagian tengah, Pemalang bagian tengah, Batang bagian utara, Kodya Pekalongan, Pekalongan bagian utara, Pemalang bagian utara,
Tegal bagian utara, Batang bagian timur, Kendal bagian barat, Temanggung bagian utara, Wonosobo bagian utara Awal Nop – akhir Nop
65 Batang bagian utara, Kendal bagian utara, Demak bagian barat dan selatan, Kodya Semarang Pertengahan Nov – Awal Des
66 Demak bagian selatan, Semarang bagian utara, Grobogan bagian barat, Kendal bagian timur, Kendal bagian selatan, Temanggung bagian tengah, Magelang bagian barat, Wonosobo bagian utara Awal Nop – akhir Nop
68 Banjarnegara bagian timur, Batang bagian selatan, Wonosobo bagian utara, Banjarnegara bagian selatan, Banyumas bagian timur, Magelang bagian barat, Purbalingga bagian selatan, Purworejo bagian utara, Temanggung bagian barat daya, Wonosobo bagian selatan Awal Nop – akhir Nop
70
Bantul bagian selatan, Kebumen bagian selatan, Gunung Kidul bagian barat daya, Purworejo bagian selatan, Kulon Progo bagian selatan
Pertengahan Nop – awal Des
71 Kebumen bagian timur, Kulon Progo bagian barat, Purwerejo bagian Tengah, Kodya Magelang bagian barat, Magelang bagian barat, Kulon Progo bagian utara, Purworejo bagian utara, Sleman bagian barat
Awal Nop – akhir Nop
73 Boyolali tengah, Karanganyar bag. selatan, Kodya Magelang bag. timur, Magelang bag. utara, Salatiga bag. utara, Sleman bag. utara, Temanggung bag. Timur Awal Nop – akhir Nop
74
Boyolali bagian barat, Salatiga bagian selatan,Bantul bagian utara, Sleman, Klaten, Boyolali bagian selatan, Gunung Kidul bagian utara, Kodya Yogyakarta, Kulon Progo bagian tengah
Pertengahan Nop – Awal Des
76 Boyolali bagian timur, Karanganyar bagian selatan, Grobogan bagian selatan, Surakarta bagian utara, Wonogiri bagian utara, Ngawi bagian barat Awal Nop – akhir Nop
77 Karanganyar bagian utara, Sragen bagian selatan Awal Nop – akhir Nop
78 Demak bagian timur, Kudus bagian selatan, Grobogan bagian Tengah, Pati bagian selatan, Demak bagian timur laut, Kudus bagian utara, Jepara bagian selatan, Pati bagian selatan, Demak bag. utara, Pati bagian tengah, Jepara bagian utara Awal Nop – akhir Nop
81 Gunung Kidul bagian tengah dan selatan, Sukoharjo bagian selatan, Wonogiri bagian tengah, Blitar bagian selatan, Pacitan bagian selatan, Tulungagung bagian selatan, Trenggalek bagian selatan Awal Nop – akhir Nop
85 Magetan bagian selatan, Pacitan bagian utara, Ponorogo bagian tengah, Trenggalek bagian utara, Tulungagung bagian barat, Kediri bagian barat, Tulungagung bagian utara, Ponorogo bagian timur laut Pertengahan Nop – Awal Des
86 Pertengahan Nop – awal Des
87 Blora bagian selatan, Karanganyar bagian timur, Bojonegoro bagian selatan, Magetan bagian tengah, Madiun, Ngawi bagian timur, Pertengahan Nop – awal Des
88 Blora bagian tengah, Tuban bagian selatan, Bojonegoro bagian utara Awal Nop – akhir Nop
89 Blora bagian utara, Rembang, Tuban bagian utara Awal Des – akhir Des
76 Boyolali bagian timur, Karanganyar bagian selatan, Grobogan bagian selatan, Surakarta bagian utara, Wonogiri bagian utara, Ngawi bagian barat Awal Nop – akhir Nop
77 Karanganyar bagian utara, Sragen bagian selatan Awal Nop – akhir Nop
78 Demak bagian timur, Kudus bagian selatan, Grobogan bagian Tengah, Pati bagian selatan, Demak bagian timur laut, Kudus bagian utara, Jepara bagian selatan, Pati bagian selatan, Demak bag. utara, Pati bagian tengah, Jepara bagian utara, Pati bagian timur, Grobogan bagian timur
Awal Nop – akhir Nop
83 Gunung Kidul bagian tengah dan selatan, Sukoharjo bagian selatan, Wonogiri bagian tengah Pertengahan NoI – awal Des
84 Blitar bagian selatan, Pacitan bagian selatan, Tulungagung bagian selatan, Trenggalek bagian selatan Pertengahan Nov – awal Des
85 Magetan bagian selatan, Pacitan bagian utara, Ponorogo bagian tengah, Trenggalek bagian utara, Tulungagung bagian barat Pertengahan Nop – awal Des
86 Kediri bagian barat, Tulungagung bagian utara, Ponorogo bagian timur laut Pertengahan Nop – awal Des
87 Blora bagian selatan, Karanganyar bagian timur, Bojonegoro bagian selatan, Magetan bagian tengah, Madiun, Ngawi bagian timur
Pertengahan Nop – awal Des
88 Blora bagian tengah, Tuban bagian selatan, Bojonegoro bagian utara, Blora bagian utara, Rembang, Tuban bagian utara Awal Nop – akhir Nop
89 Awal Des – akhir Des
90 Gresik bagian utara, Kodya Surabaya, Tuban bagian timur, Lamongan bagian utara Akhir Nop – pertengahan Des
91 Gresik bagian selatan, Lamongan bagian selatan, Jombang bagian tengah dan utara, Mojokerto bagian utara, Nganjuk bagian tengah,
Sidoarjo bagian barat Awal Nop – akhir Nop
92 Jombang bag. tenggara, Malang bagian utara, Mojokerto bagian selatan, Pasuruan bagian barat Awal Nop – akhir Nop
93 Blitar bagian utara, Kediri bagian tengah, Malang bagian barat laut, Nganjuk bagian timur, Tulungagung bagian timur Awal Nop – akhir Nop
94 Blitar bagian timur laut, Kediri bagian tenggara
Pertengahan Nop – awal Des
95 Blitar bagian timur, Malang bag. tengah, Kodya Malang bagian selatan, Pasuruan bag. Selatan, Lumajang bagian barat, Malang bagian selatan, Lumajang bagian barat daya, Jember bagian barat daya, Lumajang bagian timur, Jember bagian barat laut, Jember bagian barat, Jember bagian tengah, Bondowoso bagian barat, Jember bagian timur laut Awal Nop – akhir Nop
103 Banyuwangi bagian barat laut, Jember bagian timur, Bondowoso bagian tengah, Situbondo bagian barat Pertengahan Nop – awal Des
104 Pasuruan bagian tengah dan utara, Sidoarjo bagian timur, Kodya Pasuruan, Pasuruan bagian tenggara, Probolinggo bagian barat Pertengahan Nop – awal Des
106 Pasuruan bagian timur, Probolinggo bagian utara Awal Des – akhir Des
107 Bondowoso bagian Barat, Probolinggo bagian selatan, Banyuwangi bagian barat, Jember bagian selatan Awal Nop – akhir Nop
108
Bondowoso bagian barat laut, Probolinggo bagian tengah, Bondowoso bagian utara, Situbondo bagian tengah, Banyuwangi bagian utara, Situbondo bagian timur,
Sekitar Gunuing Ijen-Banyuwangi Akhir Nop – pertengahan Des
113 Pertengahan Nop – awal Des
114 Bangkalan bagian selatan, Bangkalan bagian barat dan tengah, Pamekasan bagian barat Pertengahan Nop – awal Des
116 Sampang bagian tengah, Pamekasan bagian tengah, Sampang bagian timur, Bangkalan bagian utara, Pamekasan bagian Utara, Sumenep bagian tengah dan timur, Banyuwangi bagian timur, Awal Nop – akhir Nop




NUSA TENGGARA BARAT
No Wilayah Prakiraan
(Antara)
134 Lombok Barat bagian barat, Pertengahan Nop – awal Des
135 Lombok Barat bagian selatan, Lombok Tengah bagian barat daya Awal Nop – akhir Nop
136 Lombok Barat bagian selatan, Lombok Tengah bagian barat Awal Nop – akhir Nop
137 Lombok Barat bagian tengah, Lombok Tengah bagian utara Awal Nop – akhir Nop
138 Lombok Barat bagian utara, Lombok Timur bagian barat laut Pertengahan Nop – awal Des
139 Lombok Tengah bagian timur, Lombok Timur bagian tengah, Lombok Timur bagian utara Pertengahan Nop – awal Des
140 Lombok Tengah bagian tengah, Lombok Timur bagian barat daya Awal Nov – akhir Nop
141
Lombok Tengah bagian tenggara, Lombok Timur bagian selatan
Awal Nop – akhir Nop
142 Sumbawa bagian barat,, timur dan selatan
Pertengahan Nop – awal Des
146 Sumbawa bagian utara, Bima bagian barat daya, Bima bagian utara, Dompu bagian utara, Bima bagian selatan, Bima bagian tengah, Bima bagian timur, Dompu bagian selatan, Sumbawa bagian timur Awal Des – akhir Des



SULAWESI SELATAN

Permulaan
Musim Hujan
Antara
185 Awal Nop – akhir Nop
186 Gowa bagian barat, Jeneponto bagian utara, Takalar bagian timur Pertengahan Nop – awal Des
187 Bone bagian selatan, Bulukumba bagian utara, Gowa bagian timur, Sinjai bagian barat, Barru, Pangkajene kepulauan, Gowa bagian utara, Maros bagian timur, Bantaeng bagian barat, Gowa bagian selatan, Jeneponto bagian timur Awal Nop – akhir Nop
189 Bone bagian timur, Kodya Bone, Wajo bagian timur Akhir Nop – pertengahan Des