24 Juni 2009

Kiat Sukses PT SAUNG MIRWAN

LAPORAN KUNJUNGAN KE PT . SAUNG MIRWAN
Kunjungan ke Saung Mirwan pada tanggal 10 Juni 2009 dengan narasumber Bapak Dudi yang merupakan salah satu pegawai di Saung Mirwan. . Sekilas gambaran tentang Saung Mirwan, PT. Saung Mirwan didirikan pada tahun 1985 terletak di Ds. Sukamanah Kp. Ps. Muncang Kec. Megamendung – Bogor, Indonesia dengan ketinggian 670m dpl. Nama Saung Mirwan diambil dari nama villa Tatang Hadinata yaitu Villa Mirwan (Mira Ridwan). Bapak Tatang Hadinata sebenarnya bukan seorang petani melainkan pengusaha yang bergerak di bidang property. Usaha di bidang agribisnis ini awalnya ditekuninya hanya karena hobi. Pada awalnya, Tatang Hadinata selaku pemilik perusahaan memulai usahanya dengan menanam melon di atas lahan terbuka pada tahun 1985 dengan jumlah pegawai 16 orang. Setelah dipanen ternyata melon yang ditanam menghasilkan buah melon varietas unggul, tapi ternyata tidak semua buah bias terjual hanya sekitar 30% dari total hasil panen. Setelah terjadi gagal jual pihak perusahaan mulai merubah paradigmanya yaitu berubah dari product oriented menjadi market oriented. Lalu ditetapkanlah pasar Cipanas sebagai target utaman pemasaran. Setelah melakukan suvei di pasar Ciapanas maka ditetapkan 20 komoditas yang akan ditanam oleh Saung Mirwan.
Dengan menetapkan pasar Cipanas sebagai pasar utama, maka dilakukan berbagai upaya untuk melancarkan usahanya. Salah satunya yaitu dengan membuat basecamp di dekat area pasar. Hal ini disebabkan dalam dunia bisnis harus memperhatikan ikatan price dan ikatan emosional dengan konsumen. Penyebab penentuan lahan di Cipanas disebabkan oleh beberapa hal, antara lain yaitu karena lingkungan Cipanas dengan cuaca yang cocok untuk bercocok tanam selain itu juga kultur masyarakat sekitar yang mendukung. Penentuan lahan juga tidak terlepas dari adanya campur tangan kebijakan pemerintah, SDM, dan factor safety. Biasanya dalam ilmu bisnis penentuan biaya duga yang sebesar >10%, tapi dalam kenyataannya 30% seperti yang dialami Saung Mirwan membuat basecamp di Cipanas. Setelah sukses di pasar Cipanas maka Saung Mirwan mulai melebarkan sayap dengan mulai meningkatkan produknya dan dijual di pasar-pasar besar di Jakarta, seperti HERO, Golden Trully, dan Galael. Diakui oleh Bapak Dudi Rusyadi, Kepala Divisi Umum, sebelum PT. Saung Mirwan melakukan ekspansinya ke swalayan-swalayan di sekitar Bandung dan Jakarta, manajemen perusahaan mereka masih tidak optimal. Hanya saja prinsip yang selalu ditanamkan pada PT. Saung Mirwan adalah adanya ikatan emosioanal dengan para distributor atau konsumen yang ditujunya, sehingga seiring berjalannya waktu hal ini semakin menambah bergaining position dari PT Saung Mirwan.
Dengan managemen tunggal pak Tatang Hadinata. Kini Saung Mirwan mempunyai 500 karyawan, 300 diantaranya bekerja di Megamendung.
Hasil percobaan awal yang menunjukkan hasil sangat memuaskan menjadikan Tatang Hadinata untuk memperbesar usaha ini dengan jenis tanaman melon, paprika, tomat, kyuuri dan shisito. Banyaknya relasi dan kedekatan Tatang Hadinata dengan pakar pertanian di negeri Belanda yang unggul dengan produk-produk pertaniannya, memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan, untuk memberikan konsultasi atas berbagai hal mulai dari masalah teknologi, informasi pasar, koperasi, dan juga kemitraan. Tahun 1992 PT. Saung Mirwan melakukan diversifikasi dengan mengadakan percobaan untuk memproduksi stek krisan yang sudah berakar, yang kemudian dilanjutkan dengan percobaan produksi bunga pot dan potong. Karena tuntutan pasar akan kebutuhan sayur, maka PT. Saung Mirwan secara tidak langsung harus meningkatkan produksi sayurnya, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun jenisnya. Namun, karena keterbatasan sumber daya manusia dan lahan, perusahaan mulai mencoba menerapkan sistem kemitraan. Mula mula dimulai dengan petani petani kecil di sekitar perusahaan, dan kemudian diperluas sampai daerah Bandung dan sekitarnya. Pasar lokal yang menjadi sasaran utama perusahaan adalah mencakup Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Tetapi untuk memperluas target pasar lokal, saat ini PT. Saung Mirwan juga telah mempunyai pelanggan di Bandung, Surabaya, sampai Bali. Sedangkan untuk pasar ekspor, mulai tahun 1998 PT. Saung Mirwan mulai memasok kebutuhan sayuran ke negara Hongkong Taiwan, dan Jepang. Tahun 1999, PT. Saung Mirwan bekerjasama dengan sebuah perusahaan dari negeri Belanda, Deliflor Chrysanten B.V. melakukan percobaan stek krisan yang sudah berakar dengan membuka lahan produksi tambahan.
Bagi PT Saung Mirwan kompetitor bukanlah lawan tetapi motivator yang dapat memberikan kekuatan. ”Dengan adanya kompetitor maka kinerja suatu perusahaan dituntut untuk jadi lebih baik,” demikianlah pernyataan Pak Dudi ketika ditanyakan apakah kompetitor merupakan penghambat bagi kinerja perusahaan khususnya terkait dengan profit yang akan diperoleh. Dengan semakin sadarnya masyarakat akan kesehatan, maka PT Saung Mirwan yakin bahwa ke depan bisnis atau usaha di bidang agribisnis pangan akan memiliki peluang yang besar, walaupun akan dirasakan semakin banyak pesaing yang hadir.

Opini
Kita bisa menarik beberapa kesimpulan tentang kiat-kiat dari Tatang Hadinata, Bos PT. Saung Mirwan, yaitu :
1. Kita harus memperhitungkan resiko dari usaha yang akan kita geluti.
2. Selalu bersemangat, walaupun gagal.
3. Mencoba dan terus mencoba.
4. Kegagalan adalah pemicu semangat untuk tampil dan berusaha lebih baik lagi.
5. Kita perlu untuk belajar kepada yang lebih pintar dan berpengalaman.
6. Usaha disesuaikan dengan kemampuan kita, juga pangsa pasar yang akan kita bidik.
7. Riset pasar sangat perlu dilakukan untuk mengetahui perilaku konsumen, sehingga hasil produksi kita terserap oleh pasar.
8. Selalu mengutamakan kualitas untuk kepuasan konsumen.
9. Pola kemitraan dipilih, karena kemampuanny terbatas serta resiko apabila gagal kecil.
Dari sekelumit paper diatas semoga kita bisa memetik hikmah dan pelajaran untuk diterapkan dalam usaha agribisnis kita nantinya.

Memang sangat tidak mudah jika seseorang ingin memulai suatu usaha, seorang pengusaha tentunya akan menghadapi kendala-kendala dalam usahanya, dan mereka harus selalu siap untuk menghadapi masalah-masalah tersebut. Hal ini lah yang dihadapi oleh Saung Mirwan. Dengan keuletan serta kerja keras yang dilakukan oleh Tatang Hadinata.

Demikianlah laporan hasil kunjungan ke PT Saung Mirwan. Singkat, namun memberikan banyak pengetahuan bagi saya khususnya untuk bekal esok hari, khususnya terkait dengan bisnis. Bahwasannya bisnis tidak cukup dengan hanya sekedar teori dan kaku. Apalagi jika perusahaan tersebut menyadari benar akan pentingnya konsumen, maka hal-hal yang dapat membuat mereka merasa nyaman, dalam hal ini terkait dengan keamanan dan mutu pangan (benefit).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar