06 Mei 2009

GAMBARAN UMUM PERAN IKLIM DALAM PRAKTIK PERTANIAN

GAMBARAN UMUM PERAN IKLIM
DALAM PRAKTIK PERTANIAN

Tanah yang sangat subur dengan kandungan unsure hara yang tinggi pun tidak akan dapat ditanami tampa iklim artinya tampa cahaya matahari, suhu, hujan , kelembaban, tekanan dan angin.bayangkan tanah kita yang subur tersebut kita pindahkan ditengah padang pasir , apa jadinya? Selama ini umumnya mindset kita terhadap pertanian selalu berhubungan dengan tanah dan bukan iklim.
Sebenarnya batasan pertanian dalam arti luas “ usaha manusia dalam memanen energi radiasi matahari untuk menghasilkan makanan sehat.”. makanan berarti tidak hanya tanaman melainkan juga ternak dan ikan, sedangkan kata serat disini berhubungan dengan sandang (pakaian) dan papan (kayu). Untuk mengahasikan efesiensi pemanenan energi radiasi surya yang tinggi diperlukan usaha pengaturan jarak tanam, pemupukan dan irigasi yang tepat serta pengendalian hama dan penyakit.
Proses produksi tanaman yang lebih kompleks untuk menghasilkan kualitas hasil yang tinggi akan juga memerlukan panjang hari (periode dari matahari terbit sampai terbenam). serta suhu rendah tertentu secara simulltan yang tidak dimiliki iklim kita. Contoh tanamanya adalah anggur , yang dalam hal ini analog dengan kalau kita membuat kue tart. Kalau anggur itu ditanam di Indonesia maka kualitas hasilnya tidak akan sebaik dari negara-negara lintang tinggi, dengan kata lain kue tart kita akan bantat karena kita tidak mengunakan oven dengan suhu yang dapat diatur. Sekali lagi kita harus bersyukur karena Indonesia dikaruniai curah hujan yang tinggi dibandingkan banyak negara seperti Africa dan timur tengah serta sebagian besar Australia.
Secara umum, daerah tropika terletak diantara lintang 23,5LU (tropika Cancer) sampai 23,5LS (tropika capricon).batasan ini berdasarkan posisi deklarasi surya trjauh di belahan bumi utara dan selatan.
Selain faktor-faktor diatas iklim Indonesia juga dipengaruhi fenomena el nino dan la nina dengan arah gerakan angin timur-barat. Yang dihubungkan dengan kejadian hujan yang tinggi dibandingkan kondisi rata-rata namun demikian fenomena el nino memberikan dampak sebaliknya di wilayah Indonesia dan dan Australia, yaitu kekeringan dengan curah hujan yang lebih rendah disbanding rata-ratanya. Sedangkan la nina adalah kondisi sebaliknya dari el nino, yaitu curah hujan yang tinggi diwilayah Indonesia dan Australia sedangkan di pantai barat America mengalami curah yang lebih rendah.


Hasil Analisis

Dalam era globalisasi sekarang ini, bukan hanya kuantitas produksi yang diperlukan tetapi juga kualitas serta keseragaman mutu agar dapat bersaing dengan produk dari negara-negara lain. Pembangunan jaringan stasiun klimatologi pertanian yang representif untuk perencanaan, monitoring maupun peramalan seperti kekeringan , banjir dan serangan hama penyakit perlu segera dilakukan, agar perncanaan pertanian kita tidak hanya sekedar insting. Di dalam pembangunan jaringan stasiun klimatologi pertanian sangat perlu diterapkan mengingat cuaca dan iklim adalah faktor lingkungan yang sangat besar pengaruhnya dan sangat diperlukan oleh berbagai ilmu antara lain pertanian,peternakan,kehutanan,perikanan dan teknologi pertanian. Oleh sebab itu, informasi berupa data atau keterangan cuaca dan iklim akan sangat diperlukan. Dengan data yang benar dan lengkap, melalui analisis meteoroloogi dan klimatologi akan membuka kejelasan tentang gejala dan perilaku cuaca maupun keadaan iklim setempat serta dapat membuat manusia melakukan usaha optimalisasi di bidang kegiatanya. Akibat yang tidak diinginkan dapat dihindari sehingga cuaca atau iklim setempat tidak menjadi faktor pengaggu maupun pembawa bencana.
Kajian meteorology dan klimatology merupakan faktor penunjang yang sangat bermanfaat dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan pendugaan hasil hasil pada berbagai kegiatan penerapan ilmu cuaca dan iklim tersebut diantaranya pada bidang kehutanan,peternakan,peikanan,kelautan dan tentunya dalam bidangg ilmu pertanian juga sangat membutuhkan. Tiga manfaat pokok informasi data cuaca dan iklim yaitu:
• Meningkatkan kewaspadaan terhadap akibat-akibat negative yang dapat ditimbulkan oleh keadaan cuaca/iklim
• Menyesuaikan diri atau berusaha untuk meyelenggarakan kegiatan dan usaha yang serasi dengan sifat cuaca dan iklim sehingga terhindar dari hambatan atau kerugian yang diakibatkanya.
• Menyelengarakan kegiatan dan usaha di bidang tekhnik, pertanian, sosial dan ekonomi dengan menerapkan teknologi pemanfaatan sumber daya cuaca dan iklim
Begitu juga dalam hal peramalan serangan hama penyakit perlu di kiatkan, mengingat pembangunan pertanian bertujuan untuk meningkatkan produksi secepat-cepatnya agar memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduk yang semakin terus meningkat. Peningkatan produksi pangan Indonesia sangat dirasakan kepentingannya, mengingat produksi pangan dalam negeri belum mencukupi akibat setiap tahun jumlah penduduk secara eksponensil. Semakin luasnya pengunaan varietas unggul yang berpotensi tinggi tetapi masih perlu diimbangi kesadaran petani untuk melakukan proteksi tanaman akan berakibat timbul problem-problem baru di bidang pertanian, seperti hama yang semula tidak penting menjadi penting,resistensi dan resurgensi. Problem pest bukan saja ditemui ditemui di abad pertanian yang sedang mengalami kemajuan sekarang ini bahkan problem pest sudah menjadi permasalahan yang melanda pertanaman pada abad-abad sebelum masehi. Kerusakan tanaman pertanian oleh serangan pest akan terus berlanjut apabila tidak diikuti dengan usaha pencegahan yang tepat. Sehingga ditahun-tahun mendatang dimungkinkan justru menimbulkan perununan produksi yang drastis. Maka itulah diperlukan diperkenalkan metoda-metoda tersebut kepada petani agar mampu mencegah permasalahan-permasalahan yang akhir-akhir ini menjadi pemikiran yakni terjadinya resistensi beberpa pest, timbulnya hama baru dan kerusakan lingkungan yang mengakibatkan timbulnya beberapa masalah dibidang pest.

Hal ini perlu ditunjang oleh tenaga ahli yang mendalami hubungan cuaca pertanian serta teknologi informasi ( model simulasi computer) agar data-data yang dikumpulkan dapat dikembangkan pengunaanya serta dimanfaatkan secara baik dan benar. Mengingat memasuki millennium ketiga ditahun 2000 yang lalu,pemerintah Indonesia melakukan berbagai reformasi . salah satu reforrmasi yang perlu dilakukan pemerintah Indonesia adalah reformasi dalam kebijakan teknologi karena dimasa orde baru kebijakan dalam pengembangan teknologi lebih diarahkan teknologi canggih yang berbasis import. Usulan pemerintah menjadikan agribisnis sebagai salah satu unggulan teknologi nasional sangat tepat. Keunggulan komperatif Indonesia (seperti sumber daya alam yang melimpah , jumlah tenaga kerja yang besar, dan pasar yang besar). Sebaiknya dijadikan basis untuk mengembangkan teknologi yang ‘mumpuni’ dengan kondisi sosial budaya Indonesia. Pengembangan teknologi dibidang agribisnis diharapkan dapat berperan dalam:
• Meningkatkan produktivitas dan efesiensi
• Mengenalkan teknologi baru yang tepat guna dan tepat sasaran
• Memberikan nilai tambah 9 Value Added) produk akhir, dan
• Meningkatkan cadangan devisa
Peningkatan daya saing produk agribisnis dapat dilakukan dengan cara mengubah keungulan komperatif menjadi keunggulan kompetitif.
1. restrukturisasi industri harus dilakukan. Pemerintah perlu dengan segera merumuskan pembangunan industrial yang matang dan mapan.
2. kemampuan sumber dayat manusia (SDM) terhadap iptek harus ditingkatkan, karena peranan SDM dan teknologi mempunyai tempat yang strategis dalam abad teknologi ini. Elemen SDM dan teknologi sangat diperlukan untuk mengelola sumber daya alam Indonesia yang melimpah sehingga produk agribisnis yang dihasilkan dapat memberikan daya saing dalam hal efesiensi, efektifitas, dan kepedulian terhadap lingkungan hidup
sesungguhnya visi teknologi adalah inovasi , selama ini masyarakat lebih banyak mengartikan inovesi teknologi hanya dalam bentuk fisik, seperti penciptaan produk baru, serta penciptaan mesin dan peralatan canggih. Sebenarnya inovasi dapat berarti inovasi proses produksi, inovasi organisasi atau kelembagaan, dan inovasi ilmu pengetahuan.
Pengembangan teknologi dalam bidang agribisnis harus dilaksanakan dengan menyelaraskan empat komponen teknologi ( perangkat keras/technoware, perangkat manusia/humanware, perangkat informasi/inforware dan perangkat organisasi/orgawere) dan kondisi sosial masyarakat Indonesia. Selama ini pengembangan teknologi dalm bidang agribisnis tidak diperhatikan oleh pemerintah Indonesia, dan hanya menjadi komsumsi masyarakat kampus saja, padahal untuk menjadi masyarakat agribisnis yang terdepan dalam bidang iptek, sebaiknya ada jejaring infrastruktur teknologi yang kuat antara pihak industri, pihak perguruan tinggi dan lembaga penelitian serta pemerintah.